Truntum
Motif “Trumtum” yang secara harafiah berarti timbul atau berkumpul, diciptakan oleh Kanjeng Ratu Beruk salah satu permaisuri dari Sunan Paku Buwono III. Pada masa itu Sang Permaisuri merasa sangat bersedih karena tidak mendapatkan cinta kasih lagi dari Sang Raja, maka dengan disertai doa kepada Sang Pencipta, Sang Ratu mulai membatik motif truntum dengan tujuan agar mendapatkan kembali cinta kasih dari Sang Raja. Ternyata doa dari Kanjeng Ratu Beruk dikabulkan, dengan hadirnya Sang Raja ditempat Permaisuri biasa membatik. Kemudian diikuti oleh kehadiran Raja pada hari-hari berikutnya, sampai akhirnya Raja menyaksikan sendiri hasil akhir karya batik permaisuri, sehingga Permaisuri dipanggil kembali ke istana. Akhirnya permaisuri mengabadikan hasil karya batiknya dengan nama “Truntum” sebagai simbol “tumbuhnya kembali cinta kasih Raja” dan “berkumpulnya kembali Raja dan Permaisuri”.
Dikisahkan oleh KPT. Harjonagoro, dikutip dari buku “Batik Pengaruh zaman dan lingkungan"Penulis H. Santosa Doellah
Set Truntum
Dibuat dari kombinasi blacu/katun dengan batik Solo lawasan motif Truntum, dan dipercantik dengan jahitan ler-ler timbul.
1 Set Sarung Bantal Kursi (5 Sarung Bantal + 1 taplak meja)
- Bahan Blacu bagian belakang polos Rp. 125.000,-
- Bahan Katun bagian belakang batik Rp. 150.000,-
Tutup Galon
Bahan Blacu Rp. 42.500,-
Bahan Katun Rp. 45.000,-
Tudung Saji
Bahan Blacu Rp. 45.000 (sedang), 50.000 (besar)
Bahan katun Rp. 50.000 (sedang), 55.000 (besar)
![]() |
Polos |
![]() |
Ceplok |
![]() |
Bahan katun, warna coklat muda |
Tutup Magig Com
Bahan Blacu Rp. 30.000
Bahan Katun Rp. 35.000
Taplak Meja Makan (2 X 1.5 m)
Bahan Blacu Rp. 125.000,-
Bahan Katun Rp. 150.000,-
![]() |
Tampak samping |
![]() |
Tampak atas |
Tempat Tissu
Bahan Blacu Rp. 12.000
Bahan Katun Rp. 13.500
Tutup Kulkas
Bahan Blacu Rp. 50.000,-
Bahan katun Rp. 55.000,-
![]() |
Tampak samping |
![]() | |||||||||||||||
Tampak atas |